15 Agu 2009

PUISI KEMERDEKAAN


PUISI INI DIBACAKAN PADA KEGIATAN "SEJUTA LILIN KEMERDEKAAN"

DALAM RANGKA MENYAMBUT HUT-RI KE 64

DI DEWAN KESENIAN BANTAENG


PUISI INI KUDEDIKASIKAN

UNTUK INDONESIA TERCINTA

YANG KUANGGAP RAKSASA YANG TERTIDUR



OEE………..

KARYA: MAHMUDDIN


ENAM PULUH EMPAT TAHUN USIAKU SUDAH

TELAH BANYAK ORANG BESAR KARENAKU

RIBUAN ORANG PUN LAHIR DARI RAHIMKU


AYU TAPI LAYU

ELOK TAPI KUSUT

TANGGUH TAPI RAPUH


KINI HIDUPKU MULAI RANCUH

BATIN DAN RAGAKU PUN

IKUT TERKOYAK


OEE………..

SEKARANG AKU MEMANGGILMU

AKU MEMBUTUHKANMU

DISAAT DIRIKU

MULAI TERJATUH


AKULAH BANGSAMU,

TANAH TUMPAH DARAHMU

YANG MELAHIRKAN

DAN MEMBESARKAN NAMAMU


CUE………..!!!

BEGITU JAKI’ PALE’

GAYATA’ DI SITU

MEMBUATKU BERANTAKAN



Puisi "OE" adalah sebuah karya siswa SMA Negeri 1 Tompobulu kelas X2 yang berhasil meraih Juara III Putra pada Lomba cipta dan baca puisi dalam rangka menyambut HUT-RI ke 64

pemaknaan Puisi ini adalah kalimat seruan, ajakan (panggilan) pada seluruh rakyat indonesia yang selama ini bagaikan raksasa yang tertidur




NYANYIAN IBU PERTIWI

KARYA: St. DWI ADIYAH PRATIWI



PAGI INI KUTERBANGUN

MENATAP DUNIA TEMPAT KUBERPIJAK

TAMPAK BANGSAKU MULAI MAJU

NEGERIKU TELAH BANGUN


SANG MAYA PADAH

TERSENYUM MENYAMBUT INDONESIA KE ENAM PULUH EMPAT

SEKILAS SEMUA TAMPAK INDAH

BAK TAMAN SURGA

YANG SEDANG DIRAMPASI


TERLIHAT BEBERAPA ORANG

TERTAWA TERBAHAK-BAHAK

DI ATAS KURSI MEGAH MEREKA

BAK SEORANG RAJA YANG TENGAH NAIK TAHTA

HINGGA TERDENGAR NYANYIAN

YANG MENYAYAT RASA


SERIBU BELATIH SERASA MENIKAM

MENUSUK BATINKU

KUBERLARI MENCARI SUMBER SUARA ITU

HINGGA KUTERSENDAK

DI MULUT SANG RAJA BIRU

PIKIRAN YANG MASIH KANAK-KANAK INI


KEMUDIAN MELAYANG MEMUTARI MAYA PADA

MENEMBUS LANGIT KETUJUH

HINGGA DARI LUBUK HATI KUTERSADAR


NYANYIAN ITU NYANYIAN IBU PERTIWI

YANG HENDAK MEMBERIKU ISYARAT

UNTUK MEMBUKA MATA

MELIHAT KENYATAAN HIDUP

YANG TERTUTUPI KABUT ANGAN

DAN AWAN-AWAN KHAYAL


KUSADAR DI TENGAH KEMAJUAN YANG KITA RAJUT

ANAK BANGSA MASIH MENANGIS

DI TANAH YANG SUBUR

MASIH TERTANAM PENDERITAAN


DI SETIAP SEMILIR ANGIN SEJUK

MASIH TERSELIP TANGISAN

DAN DI LAUT YANG MAHA KAYA

MASIH TERPENDAM RASA PERIH


SAUDARA-SAUDARA BERDIRI DI PINGGIR JALAN

MENANGIS MEMINTA MAKAN

SAUDARA-SAUDARAKU


BAHKAN AKU MASIH HAUS AKAN ILMU

AYAH IBU KAMI

MASIH MENANGIS SAMBIL MENGAIS

NYANYIAN ITU SEMAKIN JELAS

PELAN TAPI PASTI


IBU PERITIWI BERKATA

INDONESIA BAK RAKSASA YANG TERTIDUR

INDONESIA BANGUN TAPI TAK BUKA MATA

INDONESIA BERDIRI TAPI TAK MELANGKAH


MAJU MUNDUR ITU KERJAMU

AKU ANAK BANGSA

BERDIRI DI SINI

BUKAN UNTUK MATERI

BUKAN UNTUK SEBUAH MAKNA YANG SALAH


TAPI UNTUK INDONESIA DAN IBU PERTIWI

AKU BERJANJI KAN MENCINTAI INDONESIA

SEPERTI HUTAN MENCINTAI KELESTARIANNYA

KUKAN SETIA PADA INDONESIA

SEPERTI CAHAYA SETIA PADA SANG MENTARI


KU KAN TETAP BERSAMA INDONESIA

SEPERTI OMBAK BERSAMA RAJA BIRU

KUKAN MERINDUKAN

INDONESIA YANG DAMAI NAN ABADI

SEPERTI EMBUN MERINDUKAN PAGI


LANTAS…..

ENGKAU PUNYA JANJI APA

UNTUK IBU PERTIWI


Tidak ada komentar: