Bantaeng Butta Toa
Segala puji dan syukur kita persembahkan kehadirat ilahi rabbi yang telah menganugerahkan kepada kita sekalian rahmat, petunjuk, kesehatan sehingga kita dapat melakukan aktivitas keseharian kita. semoga apa yang kita lakukan pada hari senantiasa mendapatkan berkah dan bernilai ibadah di sisi Allah swt,amin...
Bantaeng atau Bonthain konon berasal dari kata Bantayan dan sudah dikenal sejak dulu. Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten dari 28 kabupaten dan kota di Propinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini membentang dari Barat ke Timur pada bagian jazirah Selatan Propinsi Sulawesi Selatan , dengan luas wilayah 539,83 km2 terbagi atas 8 kecamatan, 46 desa, dan 21 kelurahan, dengan jumlah penduduk 168.828 jiwa.
Ibukota kabuaten Bantaeng terletak sekitar 123 km arah selatan kota Makassar, dapat ditemuh sekitar 2 sampai 2,5 jam dengan kendaraan mobil. Daerah ini berada pada posisi 5051142” sampai 513526” lintang selatan dan 119051142 sampai 120110527” bujur timur.
Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto di sebelah Barat, Kabupaten Bulukumba di sebelah timur kabupaten Gowa di sebelah utara, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores.
Kabupaten Bantaeng mempunyai iklim tropis basah. Bulan Oktober sampai Maret merupakan musim Hujan, dan musim kemarau jatuh antara bulan April sampai September. Temperatur udara rata-rata 18 sampai 280C
Menoleh kepada sejarah Bantaeng sebelumnya, dimana ketika kerajaan Bantaeng terbentuk pada Abad XII, yang telah ditemukan oleh kerajaan Singorasi dan Kerajaan Majapahit ketika memperlebar usaha dagang dan kekuasaan kewilayah timur dan dicatat dalam berbagai dokumen, antara lain peta wilayah Singosari dan buku Prapanca yang berjudul Negara Kartagama.
Bantaeng atau Bonthain konon berasal dari kata Bantayan dan sudah dikenal sejak dulu. Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten dari 28 kabupaten dan kota di Propinsi Sulawesi Selatan. Daerah ini membentang dari Barat ke Timur pada bagian jazirah Selatan Propinsi Sulawesi Selatan , dengan luas wilayah 539,83 km2 terbagi atas 8 kecamatan, 46 desa, dan 21 kelurahan, dengan jumlah penduduk 168.828 jiwa.
Ibukota kabuaten Bantaeng terletak sekitar 123 km arah selatan kota Makassar, dapat ditemuh sekitar 2 sampai 2,5 jam dengan kendaraan mobil. Daerah ini berada pada posisi 5051142” sampai 513526” lintang selatan dan 119051142 sampai 120110527” bujur timur.
Daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto di sebelah Barat, Kabupaten Bulukumba di sebelah timur kabupaten Gowa di sebelah utara, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores.
Kabupaten Bantaeng mempunyai iklim tropis basah. Bulan Oktober sampai Maret merupakan musim Hujan, dan musim kemarau jatuh antara bulan April sampai September. Temperatur udara rata-rata 18 sampai 280C
Menoleh kepada sejarah Bantaeng sebelumnya, dimana ketika kerajaan Bantaeng terbentuk pada Abad XII, yang telah ditemukan oleh kerajaan Singorasi dan Kerajaan Majapahit ketika memperlebar usaha dagang dan kekuasaan kewilayah timur dan dicatat dalam berbagai dokumen, antara lain peta wilayah Singosari dan buku Prapanca yang berjudul Negara Kartagama.
Dengan demikian, maka hari jadi Bnataeng selain bermakna historis juga bermakna simbolik yang menggambarkan nilai budaya dan kebesaran Bantaeng dimasa lalu dengan adat istiadatnya yang khas. Tanggal 7 Juli menunjukkan simbol Balla Tujua di Onto, dan Tau Tujua yang memerintah dimasa lalu, yaitu Kare Onto, Kare Bissampole, Kare Sinowa, Kare Gantarangkeke, Kare Mamampang, Kare Katapang dan Kare Lawe-Lawe.
Selain itu, sejarah menunjukkan bahwa pada tanggal 7 Juli 1667 terjadi perang Makassar, dimana tentara Belanda mendarat lebih dahulu di Bantaeng sebelum menyerang Gowa. Karena letaknya yang strategis sebagai bandar pelabuhan dan lumbung angan Kerajaan Gowa. Serangan Belanda tersebut gagal, karena ternyata dengan semangat patriotisme rakyat Bantaeng sebagai bagian Kerajaan Gowa pada waktu itu mengadakan perlawanan besar-besaran. Pada bulan 12 menunjukkan sistem adat 12 atau semacam DPRD sekarang, yang terdiri dari Perwakilan Rakyat melalui unsur JANNANG sebagai anggotanya yang secara demokratis menetapkan kebijaksanaan pemerintahan bersama Karaeng Bantaeng
Selain itu, sejarah menunjukkan bahwa pada tanggal 7 Juli 1667 terjadi perang Makassar, dimana tentara Belanda mendarat lebih dahulu di Bantaeng sebelum menyerang Gowa. Karena letaknya yang strategis sebagai bandar pelabuhan dan lumbung angan Kerajaan Gowa. Serangan Belanda tersebut gagal, karena ternyata dengan semangat patriotisme rakyat Bantaeng sebagai bagian Kerajaan Gowa pada waktu itu mengadakan perlawanan besar-besaran. Pada bulan 12 menunjukkan sistem adat 12 atau semacam DPRD sekarang, yang terdiri dari Perwakilan Rakyat melalui unsur JANNANG sebagai anggotanya yang secara demokratis menetapkan kebijaksanaan pemerintahan bersama Karaeng Bantaeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar