Dari masa kemasa daerah yang dijuluki dengan nama Butta Toa ini yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jeneponto Gowa, Bulukumba dan Laut Flores sudah memasuki usianya yang ke 754 sesuai dengan ketetapan DPRD tentang hari jadi Kabupaten Bantaeng. Dari perkembangannya Bantaeng sudah mengukir berbagai prestasi yang cukup banyak. Daerah ini juga merupakan daerah yang sangat kaya dengan potensi alam seperti potensi laut, darat dan pegunungan. Potensi laut tak hanya dipenuhi rumput laut , tapi juga akan dibangun sebuah industri pengolahan ikan yang berkapasitas 40 ton per hari sungguh fantastis untuk mendongkrak APBD Kabupaten Bantaeng dimana akan menjadikan masyarakat akan menjadi sejahtera dan akan mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Bantaeng.
Potensi Daratan banyak dikembangkan pertanian padi yang mampu menghasilkan 7 hingga 9,7 ton / Ha, dimana bibit yang dikembangkan diberi nama Varietas Mekongga dan Cisantana. Selain Padi kini juga dikembangkan jagung yang diharapkan mampu berproduksi 12 ton/hari. Ke depan nantinya oengembangan jagung akan dilakukan di areal 35.000 Ha diantaranya akan dikembangkan bersama investor Korea dari kelompokusaha Dragon Land. Pengembangan jagung akan dilakukan secara mekanisasi mulai dari tanam hingga panen, sedangkan di pegunungan, akan dikembangkan talas untuk ekspor ke Jepang.
Di datarang tinggi tak hanya kentang dan jenis sayuran tetapi juga dikembangkan jenis tanaman yang bernilai ekonomi tinggi seperti talas ( di ekspor ke Jepang ), Strawberry dan apel. Pengembangan Strawberry dan apel dilakukan di areal lahan berketinggian 1000 hingga 1500 meter di atas permukaan laut. Untuk menunjang pengembangan kedua komuditas itu, Pemerintah Kabupaten Bantaeng telah mengirim petani dan penyuluh Pertanian lapangan (PPL) ke daerah penghasil apel terbesar di Indonesia seperti : Batu (Malang) dan Bandung (Jawa Barat).
Masyarakat di Kecamatan Ulu Ere bahkan kini mengembangkan bebagai jenis tanaman hias yang juga bernilai ekonomi tinggi seperti anggrek, berbagai jenis anggrek dikembangkan Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian bersama Koica Korea, baik anggrek lokal maupun anggrek spesifik.
Potensi Daratan banyak dikembangkan pertanian padi yang mampu menghasilkan 7 hingga 9,7 ton / Ha, dimana bibit yang dikembangkan diberi nama Varietas Mekongga dan Cisantana. Selain Padi kini juga dikembangkan jagung yang diharapkan mampu berproduksi 12 ton/hari. Ke depan nantinya oengembangan jagung akan dilakukan di areal 35.000 Ha diantaranya akan dikembangkan bersama investor Korea dari kelompokusaha Dragon Land. Pengembangan jagung akan dilakukan secara mekanisasi mulai dari tanam hingga panen, sedangkan di pegunungan, akan dikembangkan talas untuk ekspor ke Jepang.
Di datarang tinggi tak hanya kentang dan jenis sayuran tetapi juga dikembangkan jenis tanaman yang bernilai ekonomi tinggi seperti talas ( di ekspor ke Jepang ), Strawberry dan apel. Pengembangan Strawberry dan apel dilakukan di areal lahan berketinggian 1000 hingga 1500 meter di atas permukaan laut. Untuk menunjang pengembangan kedua komuditas itu, Pemerintah Kabupaten Bantaeng telah mengirim petani dan penyuluh Pertanian lapangan (PPL) ke daerah penghasil apel terbesar di Indonesia seperti : Batu (Malang) dan Bandung (Jawa Barat).
Masyarakat di Kecamatan Ulu Ere bahkan kini mengembangkan bebagai jenis tanaman hias yang juga bernilai ekonomi tinggi seperti anggrek, berbagai jenis anggrek dikembangkan Balai Benih Hortikultura Dinas Pertanian bersama Koica Korea, baik anggrek lokal maupun anggrek spesifik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar